EAS - APSI (D)

JAWABAN EAS APSI

Nama    : Ilham Insan Wafi
NRP      : 5025211255



Cafe Ijjo adalah restoran yang populer dan sibuk di kota besar. Restoran ini melayani berbagai jenis makanan dan minuman, dan memiliki berbagai layanan seperti makan di tempat, layanan pengiriman, dan pesanan online. Dalam mengelola operasional harian, restoran ini menghadapi beberapa tantangan, antara lain kesulitan dalam mengelola inventaris, mengatur pesanan, memantau kinerja karyawan, dan melacak data pelanggan.

Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, owner Cafe Ijjo ingin membuat aplikasi Sistem Informasi.Tujuan pengembangan aplikasi sistem informasi adalah untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas operasional restoran. Aplikasi ini akan membantu dalam mengelola inventaris, pesanan, pembayaran, dan data pelanggan, serta menyediakan berbagai fitur yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan memudahkan pengelolaan restoran.

1. Tuliskan kebutuhan sistem informasi apa saja yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo!

Berikut adalah beberapa kebutuhan sistem informasi yang diinginkan oleh Cafe Ijjo:
  • Manajemen Inventaris: Aplikasi sistem informasi harus memiliki fitur yang memungkinkan pengelolaan inventaris restoran dengan efisien. Fitur ini harus mencakup pelacakan stok bahan baku, pemantauan tingkat persediaan, dan pemberitahuan otomatis saat persediaan mencapai batas minimum yang ditentukan. Selain itu, sistem ini juga harus mampu mengintegrasikan pesanan dengan inventaris, sehingga dapat secara otomatis mengurangi stok saat ada pesanan yang diproses.
  • Manajemen Pesanan: Aplikasi sistem informasi harus memungkinkan pengelolaan pesanan secara efektif. Fitur ini harus mencakup pencatatan pesanan, pelacakan status pesanan (misalnya, dalam proses, siap diambil, atau dikirim), dan pembuatan faktur atau tagihan kepada pelanggan. Sistem ini juga harus memudahkan komunikasi antara dapur dan layanan pelayanan untuk memastikan pesanan disiapkan dan dikirim dengan tepat waktu.
  • Pembayaran: Sistem informasi harus memiliki fitur pembayaran yang terintegrasi. Ini dapat mencakup integrasi dengan penyedia gateway pembayaran untuk memungkinkan pembayaran melalui berbagai metode (kartu kredit, transfer bank, dompet digital, dll.), serta pembuatan dan pengiriman faktur kepada pelanggan. Fitur ini juga harus mencakup pelacakan pembayaran, sehingga pengelola dapat memantau status pembayaran pelanggan dan melacak riwayat transaksi.
  • Manajemen Karyawan: Aplikasi sistem informasi harus membantu dalam memantau kinerja karyawan dan menjadwalkan jadwal kerja. Ini dapat mencakup fitur seperti pencatatan waktu kerja, penghitungan upah, pemantauan ketersediaan karyawan, dan kemampuan untuk membuat jadwal kerja yang fleksibel dan efisien. Selain itu, sistem ini juga harus memiliki kemampuan untuk melacak pelatihan karyawan dan mempertahankan catatan pribadi mereka.
  • Pelacakan Data Pelanggan: Aplikasi sistem informasi harus dapat mengumpulkan dan menyimpan data pelanggan, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan preferensi makanan atau minuman. Sistem ini juga harus memungkinkan pencatatan riwayat pesanan pelanggan, sehingga pengelola dapat memahami preferensi dan kebiasaan pelanggan, serta menggunakan informasi ini untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan menawarkan promosi atau diskon khusus.
  • Fitur Pelanggan: Sistem informasi harus menyediakan fitur yang meningkatkan pengalaman pelanggan. Ini dapat mencakup pemesanan online melalui aplikasi atau situs web, program loyalitas pelanggan, pemberian ulasan atau umpan balik, dan kemampuan untuk membuat pesanan khusus atau modifikasi pada menu. Fitur ini harus dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, memudahkan proses pemesanan, dan mempromosikan keterlibatan pelanggan dengan restoran.
  • Pelaporan dan Analisis: Sistem informasi harus dapat menghasilkan laporan dan analisis yang berguna bagi pengelola. Ini dapat mencakup laporan penjualan harian, mingguan, atau bulanan, analisis tren penjualan, performa menu, dan analisis data pelanggan. Fitur ini akan membantu pengelola dalam mengambil keputusan yang lebih baik, mengidentifikasi peluang bisnis, dan mengoptimalkan operasional restoran.
2.  Buatlah tahapan yang harus dilalui di dalam membangun aplikasi sistem restoran

Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam membangun aplikasi sistem restoran untuk Cafe Ijjo:
  • Analisis Kebutuhan: Langkah pertama adalah melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan Cafe Ijjo. Melibatkan pemilik restoran dan personel terkait untuk mengidentifikasi kebutuhan operasional yang spesifik, tantangan yang dihadapi, dan fitur yang diinginkan dalam aplikasi sistem informasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami kebutuhan bisnis secara menyeluruh.
  • Perancangan Sistem: Setelah kebutuhan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah merancang sistem informasi secara menyeluruh. Ini meliputi perancangan antarmuka pengguna, struktur basis data, arsitektur aplikasi, dan alur kerja operasional yang akan diimplementasikan dalam aplikasi. Pada tahap ini, penting untuk mempertimbangkan skalabilitas, keamanan, dan kegunaan aplikasi.
  • Pengembangan Aplikasi: Setelah perancangan sistem selesai, tahap berikutnya adalah mengembangkan aplikasi sesuai dengan desain yang telah dirancang. Tim pengembang perlu menerapkan fitur-fitur yang diperlukan, seperti manajemen inventaris, pesanan, pembayaran, manajemen karyawan, pelacakan data pelanggan, dan fitur pelanggan. Pengembangan aplikasi dapat melibatkan pemrograman, desain antarmuka, integrasi sistem, dan pengujian.
  • Pengujian: Setelah aplikasi dikembangkan, tahap pengujian sangat penting untuk memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai harapan dan memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Pengujian harus meliputi pengujian fungsionalitas, pengujian integrasi, pengujian keamanan, dan pengujian kinerja. Setiap masalah atau bug yang ditemukan harus diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
  • Implementasi: Setelah aplikasi diuji dan dinyatakan siap, tahap implementasi dimulai. Ini melibatkan instalasi aplikasi di sistem komputer yang digunakan di Cafe Ijjo. Selain itu, pelatihan kepada pengguna aplikasi juga penting untuk memastikan bahwa mereka dapat mengoperasikan sistem dengan baik dan memanfaatkan semua fitur yang ada.
  • Peluncuran dan Pemeliharaan: Setelah implementasi, aplikasi sistem restoran siap untuk diluncurkan. Pada tahap ini, penting untuk memonitor kinerja sistem dan memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik. Jika ada masalah yang muncul atau perlu pembaruan, pemeliharaan dan dukungan teknis harus diberikan.
  • Evaluasi dan Peningkatan: Setelah aplikasi berjalan, langkah terakhir adalah melakukan evaluasi rutin dan terus-menerus untuk memastikan bahwa sistem informasi memenuhi harapan dan kebutuhan Cafe Ijjo. Umpan balik dari pemilik restoran, personel, dan pelanggan dapat digunakan untuk melakukan peningkatan dan penyesuaian sistem yang diperlukan.
Tahapan-tahapan ini adalah panduan umum dalam membangun aplikasi sistem informasi restoran. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap proyek dapat memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan penyesuaian dalam proses pengembangan.

3. Apa yang dimaksud dengan model analisis? Ruang lingkup model analisis apa saja?

Model analisis mengacu pada kerangka kerja atau pendekatan yang digunakan untuk memahami dan menganalisis kebutuhan, proses, dan tujuan sistem informasi yang akan dikembangkan. Model analisis membantu dalam mengidentifikasi, menggambarkan, dan memahami persyaratan bisnis serta bagaimana sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Model analisis Sistem Informasi membantu dalam pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan bisnis, proses operasional, arsitektur sistem, dan tujuan organisasi yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi.

Ada beberapa model analisis yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi. Berikut adalah beberapa model analisis yang umum:
  • Model Use Case: Model Use Case digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan interaksi antara aktor (pengguna atau sistem eksternal) dengan sistem. Model ini fokus pada fungsionalitas yang diharapkan dari sistem, menunjukkan tujuan utama dari penggunaan sistem, serta aliran informasi dan tindakan yang terjadi antara aktor dan sistem.
  • Model Diagram Aliran Data (DFD): Model DFD adalah representasi grafis dari aliran data di dalam sistem. Ini membantu dalam memahami bagaimana data diproses dalam sistem, termasuk input, proses, dan output. Model DFD mengidentifikasi entitas (sumber data eksternal), proses, dan penyimpanan data dalam sistem, dan menunjukkan bagaimana mereka saling terhubung.
  • Model Entity-Relationship (ER): Model ER digunakan untuk menggambarkan hubungan antara entitas dalam basis data. Ini menggambarkan entitas (objek dalam dunia nyata atau konseptual) dan hubungan antara entitas tersebut. Model ER membantu dalam merancang basis data yang akan digunakan oleh sistem informasi, dan memastikan bahwa data disimpan dan terorganisir dengan baik.
  • Model Diagram Aliran Kerja (Workflow): Model ini digunakan untuk memvisualisasikan alur kerja atau proses bisnis dalam sistem. Ini menggambarkan langkah-langkah yang diambil dalam proses bisnis, aktor yang terlibat, serta aliran informasi atau tugas dari satu langkah ke langkah berikutnya. Model ini membantu dalam mengidentifikasi potensi peningkatan efisiensi dan mengoptimalkan alur kerja dalam sistem.
  • Model Perilaku Pengguna (User Behavior): Model ini berfokus pada pemahaman perilaku pengguna saat menggunakan sistem. Ini melibatkan identifikasi pengguna, tugas yang dilakukan, interaksi antara pengguna dan sistem, serta skenario penggunaan yang berbeda. Model ini membantu dalam merancang antarmuka pengguna yang intuitif dan responsif, memastikan pengalaman pengguna yang baik.

Ruang lingkup model analisis dalam Sistem Informasi sangat bergantung pada kebutuhan dan kompleksitas sistem yang sedang dianalisis. Selain itu, model-model ini sering saling terkait dan digunakan secara bersama-sama untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sistem informasi yang ada atau yang direncanakan.

Berikut ini adalah beberapa ruang lingkup model analisis dalam Sistem Informasi:
  • Model Analisis Kebutuhan: Ini melibatkan identifikasi dan pemahaman kebutuhan pengguna dan organisasi terkait sistem informasi yang diinginkan. Model analisis kebutuhan membantu dalam merancang solusi yang memenuhi persyaratan bisnis dan pemangku kepentingan yang terlibat.
  • Model Analisis Proses Bisnis: Model ini digunakan untuk memodelkan dan menganalisis proses bisnis yang ada. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan atau ditingkatkan dengan menggunakan teknologi informasi. Model analisis proses bisnis seperti diagram aliran data (DFD) atau diagram aliran proses (PFD) membantu dalam memvisualisasikan alur informasi dan aktivitas dalam suatu proses bisnis.
  • Model Analisis Data: Model analisis data digunakan untuk menganalisis dan memahami struktur data yang terkait dengan sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi entitas, atribut, dan hubungan antar entitas dalam basis data. Model data seperti Entity-Relationship Diagram (ERD) atau Diagram Kelas UML membantu dalam merepresentasikan struktur data secara grafis.
  • Model Analisis Arsitektur: Model analisis arsitektur digunakan untuk menganalisis dan merencanakan arsitektur sistem informasi yang diinginkan. Ini mencakup komponen teknis seperti infrastruktur jaringan, perangkat keras, perangkat lunak, integrasi sistem, dan keamanan informasi. Model analisis arsitektur membantu dalam memahami persyaratan sistem dan merancang solusi yang sesuai.
  • Model Analisis Keamanan: Model ini digunakan untuk menganalisis keamanan sistem informasi dan mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan yang mungkin ada. Ini mencakup identifikasi kontrol keamanan yang diperlukan dan strategi perlindungan data. Model analisis keamanan membantu dalam melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan informasi.
  • Model Analisis Pengguna: Model ini melibatkan pemahaman tentang kebutuhan, preferensi, dan karakteristik pengguna sistem informasi. Ini membantu dalam merancang antarmuka pengguna yang efektif dan pengalaman pengguna yang positif.

4. Apakah fungsi model Desain. Yang termasuk model desain sebutkan

Model Desain merupakan tahap dalam pengembangan sistem informasi di mana desain teknis sistem dibuat berdasarkan kebutuhan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Fungsi utama model Desain adalah merancang struktur dan komponen sistem informasi yang akan diimplementasikan. Tujuan dari model Desain adalah menghasilkan rencana yang jelas dan terperinci tentang bagaimana sistem informasi akan dibangun, termasuk arsitektur perangkat lunak, desain antarmuka pengguna, desain basis data, dan alur kerja aplikasi.

Berikut adalah beberapa model desain yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi:
  • Model Arsitektur: Model ini berfokus pada desain arsitektur sistem informasi, termasuk infrastruktur perangkat keras, perangkat lunak server, jaringan, dan komponen lainnya. Tujuannya adalah memastikan bahwa sistem informasi dapat berjalan secara efisien, aman, dan terdistribusi dengan baik.
  • Model Antarmuka Pengguna (UI/UX Design): Model ini mencakup desain antarmuka pengguna yang melibatkan elemen visual, navigasi, interaksi, dan pengalaman pengguna yang baik. Tujuannya adalah menciptakan antarmuka yang intuitif, mudah digunakan, dan menarik bagi pengguna.
  • Model Desain Basis Data: Model desain basis data digunakan untuk merancang struktur basis data yang digunakan dalam sistem informasi. Ini mencakup identifikasi entitas, atribut, hubungan, dan skema normalisasi basis data. Model desain basis data seperti Entity-Relationship Diagram (ERD) atau Diagram Kelas UML digunakan untuk merepresentasikan struktur basis data secara visual.
  • Model Komponen Perangkat Lunak: Model ini berfokus pada desain komponen perangkat lunak yang akan digunakan dalam sistem informasi. Ini melibatkan pemilihan teknologi, desain struktur kode, pengelompokan fungsi, dan integrasi komponen yang berbeda. Tujuannya adalah menciptakan komponen yang dapat digunakan ulang, mudah dipelihara, dan memungkinkan pengembangan sistem yang efisien.
  • Model Keamanan: Model ini berkaitan dengan desain dan implementasi kontrol keamanan dalam sistem informasi. Ini termasuk desain kebijakan keamanan, pengaturan izin akses, enkripsi data, dan perlindungan dari serangan atau ancaman keamanan. Tujuannya adalah melindungi sistem informasi dari ancaman dan menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data.
  • Model Pengujian dan Validasi: Model ini mencakup perencanaan dan desain pengujian sistem informasi untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan benar sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian keamanan, dan validasi keseluruhan sistem.
Model-model desain ini bekerja secara bersama-sama untuk menghasilkan rancangan teknis yang lengkap dan terperinci dari sistem informasi yang akan dikembangkan.


Model Analisis dan Model Desain Cafe Ijjo




Referensi

  • http://fajarbaskoro.blogspot.com/2023/06/eas-apsi-kelas-d.html?m=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PBKK (A) - Quiz 1

Tugas 13 PBKK - CodeIgniter MVC Toko Online

Quiz 2 PBKK